Kamis, 25 Oktober 2012
Minggu, 21 Oktober 2012
Kesempurnaan Awal 10 Dzulhijjah
Segala puji bagi Allah
Tuhan segenap alam, shalawat dan salam atas nabi dan
rasul termulia,
Muhammad Shallallaahu 'alaihi
wa sallam serta seluruh
shahabatnya.
Termasuk karunia Allah dan
pertolonganNya adalah menjadikan muslim kebaikan
bagi hambaNya
yang shalih dan memperpanjang umur mereka untuk menyongsong
kebahagiaan dan kesejahteraan di hari kemudian.
Waktu-waktu yang agung dan
termulia itu
diantaranya adalah sepuluh
hari (awal) bulan Dzulhijjah.
Dalil-dalilnya adalah:
1.
Firman Allah Subhaanahu wa
Ta'ala :
"Demi fajar,
dan malam yang sepuluh." (Al-Fajar: 1-2) Ibnu
Katsir
Rahimahullah menerangkan, bahwa yang di
maksud adalah 10 hari pertama
pada bulan Dzulhijjah.
2.
Firman Allah Subhaanahu wa
Ta'ala :
"Pada hari-hari
yang telah ditentukan." (Al-Hajj:
28)
Ibnu
Abbas Radhiallaahu 'anhu
berkata yaitu: hari-hari
sepuluh
(Dzulhijjah).
3.
Ibnu Abbas Radhiallaahu
'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu
'alaihi
wa sallam bersabda: "Tiada amal ibadah di hari
apapun yang
lebih
utama dari 10
hari ini" mereka bertanya, "tidak pula jihad?
Rasulullah bersabda: "Tidak pula
jihad, kecuali seseorang yang keluar
mempertaruhkan jiwa
dan hartanya, kemudian
tidak kembali dengan
sesuatu apapun." (HR. Al-Bukhari)
4.
Ibnu Umar Radhiallaahu
'anhu berkata: "Rasulullah Shallallaahu
'alaihi
wa sallam bersabda:
"Tiada hari-hari yang paling agung di
sisi
Allah dan dicintaiNya
untuk beramal di dalamnya dari pada 10
hari
(Dzulhijjah) ini, maka
perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid
pada saat ini." (HR. At-Thabrani)
Ibadah Yang Dianjurkan Pada
Hari-Hari Tersebut
1.
Shalat; Disunnahkan berangkat
lebih awal menuju (jamaah) shalat
fardhu.
Memperbanyak shalat sunnah,
karena hal itu merupakan sarana
pendekatan yang paling utama.
Sahabat Tsauban Radhiallaahu 'anhu
berkata: saya mendengar Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi
wa sallam bersabda
"Hendaklah kalian
memperbanyak sujud kepada Allah. Kerena sesungguhnya
tidaklah kalian
sujud
sekali saja, kecuali
Allah akan mengangkat
kalian semua
kepadaNya
dengan sujud itu satu derajat dan menggugurkan dengannya
dari
kalian satu dosa"
(HR. Muslim) dan ini umumnya bagi setiap
waktu.
2.
Puasa: Diriwayatkan dari sahabat
Hunaidhan bin Khalid dari istrinya
dari
sebagian istri Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa sallam
berkata:
"Adalah Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa sallam berpuasa pada 9
Dzulhijjah, sepuluh Muharram dan tiga hari setiap
bulan" (HR. Ahmad,
Abu Daud dan An-Nasa'i)
Imam
An-Nawawi berkata tentang
puasa di hari-hari sepuluh (awal)
Dzulhijjah: "Sesungguhnya ia amat
dianjurkan"
3.
Takbir, tahlil dan
tahmid; sebagaimana telah di nukil dari hadits
Ibnu
Umar Radhiallaahu 'anhu
di atas: "Maka perba-nyaklah tahlil,
takbir dan tahmid"
Imam
Al-Bukhari rahimahullah berkata:
"Ibnu Umar Radhiallaahu 'anhu
dan
Abu Hurairah Radhiallaahu
'anhu keluar ke
pasar sambil
mengumandang-kan takbir dan orang-orang membaca takbir karena
takbir
beliau
berdua." Al-Bukhari juga mengatakan, "Umar Radhiallaahu 'anhu
bertakbir
di kubah beliau di Mina sehingga jamaah masjid
bertakbir
mengumandang-kannya dan
bertakbir semua, penghuni
pasar-pasar
bertakbir sehingga
Mina merata dengan
gema takbir".
Ibnu Umar Radhiallaahu 'anhu juga
bertakbir di Mina di hari-hari itu,
usai
shalat fardhu, di atas kudanya, dalam tenda, di waktu duduk dan
berjalannya, di
hari itu seluruhnya disunnahkan
mengeraskan takbir
karena Umar, putranya dan Abi Hurairah
melakukan demikian.
4.
Puasa pada hari
Arafah; bagi selain yang melaksanakan ibadah haji
sangat dianjurkan berpuasa hari Arafah
karena Rasulullah Shallallaahu
'alaihi
wa sallam bersabda tentang puasa
Arafah ini, "Yaitu menjadi
jaminan
Allah untuk menghapus (dosa-dosa hamba) setahun
sebelumnya
dan setahun sesudahnya" (HR. Muslim)
5. Keutamaan Hari Qurban.
Banyak
kaum muslimin yang lupa akan
keagungan hari ini padahal para
ulama
berpendapat bahwa hari ini adalah hari yang paling utama dalam
satu tahun secara mutlak bahkan melebihi
hari Arafah.
Ibnu Qoyim
berkata: " Sebaik-baik
hari disisi Allah adalah hari Raya
Qurban, yaitu
hari raya Haji
yang agung". Sebagaimana dijelaskan dalam
Sunan Abu
Dawud dari Nabi Shallallaahu
'alaihi wa sallam : "Sesungguhnya
seagung-agung hari
di sisi Allah adalah hari raya Qurban, kemudian hari
menetap" (hari menetap yaitu hari menetap di Mina,
yaitu tanggal sebelas).
Demikian pula hari Arafah,
yang juga sama-sama mulia dan agung.
Dengan Apa Menyambut
Saat-Saat Kebajikan
Seyogyanya seluruh kaum Muslimin menyambut musim-musim
kabajikan ini
dengan
bertaubat yang benar
dan bersungguh-sungguh setulus hati
meninggalkan dosa
dan kemaksiatan, karena
dosa menjadi sebab
terhalanginya manusia
dari fadhilah Tuhan
dan menjadikan hatinya
tertutup dari perlindunganNya.
Seyogyanya pula
menyongsong dengan tekad dan
kemauan yang kuat dan
benar
untuk merebut amalan-amalan yang
diridhai Allah Subhaanahu wa
Ta'ala
sebab orang yang bersungguh-sungguh menu-ju Allah, maka Allah
pasti bersungguh-sungguh kepadanya.
Firman
Allah Subhaanahu wa Ta'ala , artinya: "Dan orang-orang
yang
berjihad
untuk (mencari keridhaan)
Kami, benar-benar akan
Kami
tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan
Kami.Dan sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik". (Al-Ankabut: 69)
"Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga
yang,
luasnya seluas langit
dan bumi yang
disediakan untuk
orang-orang yang bertaqwa" (Al-Imran:133)
Maka
marilah senantiasa berse-mangat
merebut kesempatan yang akan
segera
lewat, sebelum benar-benar terlewatkan hingga kita menyesal
padahal
penyesalan begini tidak berguna. Dan masuklah dalam golongan
orang-orang yang
dipuji Allah dalam
firman-Nya, artinya:
"Sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam
(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang
baik dan mereka berdo'a kepada
Kami
dengan harap dan
cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang
khusyu' kepada Kami.". (Al-Anbiya:
90)
HUKUM HARI RAYA QURBAN
Hari
raya ini adalah
keistimewaan khusus buat umat kita, perayaan
agama
yang meriah, termasuk
syiar dienul Islam, maka marilah kita
berpartisipasi dan
mengagungkannya. Allah berfirman,
artinya:
"Demikianlah (perintah
Allah). Dan barangsiapa
mengagungkan
syi'ar-syi'ar Allah,
maka sesungguhnya itu
timbul dari ketaqwaan
hati". (QS: Al-Hajj: 32)
Adab-adab dan hukum Idul
Adha:
1.
Takbir, disyariatkan bertakbir
mulai Shubuh hari
Arafah (9
Dzulhijjah) sampai pada waktu Ashar di
akhir hari Tasyriq (tanggal 13
Dzulhijjah).
Disunnahkan bagi
kaum pria meninggikan
suaranya di masjid-masjid
pasar,
rumah, juga setiap
usai shalat wajib
sebagai bukti
mengagungkan Allah dan menampakkan ibadah
dan syukur kepadaNya.
2.
Menyembelih Qur'ban; Dilaksanakan setelah shalat hari raya, karena
Rasul
Shallallaahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Siapa
yang
menyembelih sebelum
shalat maka hendaklah mengulangi berikutnya dan
siapa
belum menyembelih hendaklah
menyembelih." (HR. Al-Bukhari).
Waktu
menyembelih adalah 4
hari, yaitu hari Idul Adha dan 3
hari
Tasyrik (tanggal: 11, 12 dan 13)
sebagaimana sabda Rasul Shallallaahu
'alaihi
wa sallam :
"Seluruh hari Tasyrik
adalah hari-hari
menyembelih" (Silsilah hadits shahih
No. 2476)
3. Mandi dan menggunakan minyak wangi bagi kaum
lelaki; Berpakaian yang
paling
bagus tanpa berlebihan maupun terlalu panjang, tidak mencukur
jenggot,
karena hukumnya haram.
Sedangkan bagi kaum
perempuan
disyariatkan keluar
ke tempat shalat tanpa pakaian
mewah dan tanpa
minyak
wangi. Jangan sampai
dalam shalat yang tujuannya berbuat
ketaatan
kepada Allah, mereka
malah memakai pakaian
yang
menentangNya, seperti
pakaian mewah, membuka aurat dan wewangian di
depan lelaki.
4. Makan daging Qurban: "Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak
makan sampai kembali dari shalat kemudian
makan dari daging Qurban".
5.
Pergi ke tempat
shalat Ied dengan
berjalan kaki selagi tidak
menyusahkan. Menurut sunnah, shalat hari Raya adalah
dilaksanakan di
tanah lapang kecuali ada halangan,
seperti hujan maka dilaksanakan di
dalam
masjid seperti yang
dilakukan Rasul Shallallaahu 'alaihi wa
sallam .
6. Shalat bersama kaum muslimin, lalu
mendengarkan khutbah. Berdasar-kan
firman
Allah Subhaanahu wa Ta'ala , yang artinya: "Maka
dirikanlah
shalat
karena Rabbmu; dan
berkorbanlah" (QS. 108:2)
Shalat
Ied tidak boleh
ditinggal kecuali karena
udzur menurut
syariat,
kaum wanita diperintahkan
mendatangi juga, termasuk wanita
yang
sedang haidh, juga
orang tua, namun posisi wanita yang haidh
menjauh dari tempat shalat.
7.
Melewati jalan yang berbeda: Di sunnahkan bagi Anda berangkat ke
mushalla
(tempat shalat di
lapangan) hari raya ini melewati
satu
jalan
dan pulang lewat
jalan yang lain,
karena Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa sallam
melaksanakan demikian.
8.
Mengucapkan selamat berhari raya di bolehkan seperti ucapan
semoga
Allah menerima amal ibadah kami dan Anda
sekalian.
Berhati-hatilah saudara
dari kesalahan sebagian manusia, di antaranya:
1.
Takbir dengan berjamaah:
dengan suara satu atau mengulang-ulang
setelah takbir seseorang.
2.
Perbuatan sia-sia yang diharam-kan, seperti mendengarkan
nyanyian,
menonton
film-film, berkencan maupun
pertemuan lelaki dan perempuan
selain mahram, dan kemaksiatan lainnya.
3.
Memotong rambut dan
kuku bagi yang akan berkorban
sampai setelah
menyembelih, karena
dilarang Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa
sallam .
4. Berpesta pora; berboros-borosan atau
mubadzir tanpa ada keperluan dan
kebaikan.
Disarikan dari Nasrah Darul
Qasim, Fadhlu 'Arsy Dzilhijjah. (Waznin Mahfudh
)
Dimanakah Letak Kebahagiaan Itu?
Hakikat kebahgiaan bukan
bersumber dari luar diri.
Kebahagiaan dari luar
sering kali palsu, bahkan kerap menimbulkan ragu, syak, cemburu, putus harapan,
kekecewaan. Kesenangan dan kebahagiaan sebenarnya ada pada diri sendiri,
tergantung pada kesehatan jiwa. Jiwa adalah kekayaan yang termahal. Kesucian
jiwalah yang menyebabkan kejernihan diri, lahir dan batin.
Indikasi jiwa yang sehat
akan tampak melalui mata, yang memancarkan cahaya, timbul dari hati yang
bersih, tidak mengandung dendam.
Jiwa yang sehat juga
terbaca melalui mulutnya yang mengeluarkan kata-kata baik, meyenangkan,
positif, tidak mengeluarkan kekesalan ataupun kekecewaan.
Jiwa sehat juga dapat
dilihat dari prilaku, tindak tanduk. Prilaku sopan, tenang tidak gelisah.
Begituhlah antara tubuh dan jiwa punya kaitan erat. Badan sakit jiwa juga
sakit, pikiran tumpul. Jiwa sakit tubuhpun kelihatan sakit.
Bagaimana
membahagiakan jiwa ?
Islam telah merumuskannya.
Pertama,
Memperbanyak amal
shalih.
Janji Allah swt. "Barang
siapa mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan kami balas mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan". (QS. An-Nahl: 97).
Imam Qurthubi mengatakan
bahwa kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dalam ayat diatas,
tersimpul dalam keadaan ketentraman hati dan jiwa (rahatul qalb wa tuma
ninatun nafs), rasa cukup atas pemberian Allah (Qana ah birizqillah), merasakan
kelezatan ibadah (idraku lazzatil ibadah), kesenangan hati (saadatul
qalb), dan lapang dada (insyirahu shadr).
Kedua,
Menyadari dan menanamkan
hakikat kehidupan.
Diantara hakikat hidup
menyebutkan bahwa kesusahan itu terletak antara dua kesenangan, dan
kesenanganpun terletak diantara dua kesusahan. Atau dengan kata lain, dalam
kesenangan tersimpan kesusahan, dan dalam kesusahan ada unsur kesenangan.
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
Dengan begitu hati kita
akan terus merasakan lapang. Ini salah satu kunci istimewa kaum beriman yang
menjauhkan jiwa kita dari kekhawatiran yang berlebihan.
Ingatlah pada sabda Rasul
saw, "Keadaan kaum beriman itu menakjubkan , semua masalah baginya adalah
kebaikan belaka. Bila diberi kebahagiaan dia bersyukur. Itu adalah baik baginya
Dan bila ditimpa kesusahan ia bersabar. Dan itupun baik baginya. Tidak ada yang
memiliki keadaan seperti itu kecuali seorang mu'min".
Ketiga,
Memperbanyak dzikir
kepada Allah.
Dzikir adalah sebab paling
besar yang pasti mampu melapangkan dan menenangkan hati. Dzikir yang paling baik adalah membaca Al-Qur'an,
memahami dan mendalami kandungannya. "Yaa ayunannasu qad jaatkum mau
izatun mirrabikum wa syifaun lima fi shudur"
Keempat,
Bersandarlah pada Allah
(at-Tawakkul).
Tumbuhkan percaya dan yakin
pada kemurahan Allah, niscaya akan hilanglah bayangan negatif, dugaan dan
prasangka, sehingga mengistirahatkan anggota tubuh kita. Yakinlah janji Allah
swt, "Wa man yatawakkal alallah fahuwa hasbuhu (QS. Ath-Htalaq:3). Artinya
: akan dijamin semua apa yang menjadi obsesinya, baik masalah dunia maupun
agamanya.
Kelima,
Bergaulah dengan
orang-orang shalih dan baik.
Ketahuilah, pergaulan mampu
membentuk tingkat kepercayaan dan mengarahkan keyakinan sesorang.
Bahkan pergaulan menjadikan
syarat utama bagi pembentukan batin. Kebersihan jiwa akan terpelihara dengan
teman yang juga baik jiwanya.
Imam Ghazali mengatakan, bila
anda ingin memilih teman yang baik, perhatikan dalam lima hal:
Akalnya, kelurusan
pekertinya, kebaikannya, tidak ambisi dunia, dan tidak dusta.
Kenam,
Jangan berlebihan dalam
berangan-angan.
Terlalu berlebihan dalam
angan-angan pasti mengurangi ingatan pada akhirat. Akibatnya jiwa menjadi
lemah, kreatifitas tumpul, dan tubuh menjadi malas. Lalai terhadap akhirat
berarti lupa menunaikan perintah Allah, dan miskin amal shalih.
Rasul berpesan, "Jadilah
anda di dunia seperti orang asing dan seorang yang tengah mengembala".
Langganan:
Postingan (Atom)