Hakikat kebahgiaan bukan
bersumber dari luar diri.
Kebahagiaan dari luar
sering kali palsu, bahkan kerap menimbulkan ragu, syak, cemburu, putus harapan,
kekecewaan. Kesenangan dan kebahagiaan sebenarnya ada pada diri sendiri,
tergantung pada kesehatan jiwa. Jiwa adalah kekayaan yang termahal. Kesucian
jiwalah yang menyebabkan kejernihan diri, lahir dan batin.
Indikasi jiwa yang sehat
akan tampak melalui mata, yang memancarkan cahaya, timbul dari hati yang
bersih, tidak mengandung dendam.
Jiwa yang sehat juga
terbaca melalui mulutnya yang mengeluarkan kata-kata baik, meyenangkan,
positif, tidak mengeluarkan kekesalan ataupun kekecewaan.
Jiwa sehat juga dapat
dilihat dari prilaku, tindak tanduk. Prilaku sopan, tenang tidak gelisah.
Begituhlah antara tubuh dan jiwa punya kaitan erat. Badan sakit jiwa juga
sakit, pikiran tumpul. Jiwa sakit tubuhpun kelihatan sakit.
Bagaimana
membahagiakan jiwa ?
Islam telah merumuskannya.
Pertama,
Memperbanyak amal
shalih.
Janji Allah swt. "Barang
siapa mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan kami balas mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan". (QS. An-Nahl: 97).
Imam Qurthubi mengatakan
bahwa kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dalam ayat diatas,
tersimpul dalam keadaan ketentraman hati dan jiwa (rahatul qalb wa tuma
ninatun nafs), rasa cukup atas pemberian Allah (Qana ah birizqillah), merasakan
kelezatan ibadah (idraku lazzatil ibadah), kesenangan hati (saadatul
qalb), dan lapang dada (insyirahu shadr).
Kedua,
Menyadari dan menanamkan
hakikat kehidupan.
Diantara hakikat hidup
menyebutkan bahwa kesusahan itu terletak antara dua kesenangan, dan
kesenanganpun terletak diantara dua kesusahan. Atau dengan kata lain, dalam
kesenangan tersimpan kesusahan, dan dalam kesusahan ada unsur kesenangan.
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
Dengan begitu hati kita
akan terus merasakan lapang. Ini salah satu kunci istimewa kaum beriman yang
menjauhkan jiwa kita dari kekhawatiran yang berlebihan.
Ingatlah pada sabda Rasul
saw, "Keadaan kaum beriman itu menakjubkan , semua masalah baginya adalah
kebaikan belaka. Bila diberi kebahagiaan dia bersyukur. Itu adalah baik baginya
Dan bila ditimpa kesusahan ia bersabar. Dan itupun baik baginya. Tidak ada yang
memiliki keadaan seperti itu kecuali seorang mu'min".
Ketiga,
Memperbanyak dzikir
kepada Allah.
Dzikir adalah sebab paling
besar yang pasti mampu melapangkan dan menenangkan hati. Dzikir yang paling baik adalah membaca Al-Qur'an,
memahami dan mendalami kandungannya. "Yaa ayunannasu qad jaatkum mau
izatun mirrabikum wa syifaun lima fi shudur"
Keempat,
Bersandarlah pada Allah
(at-Tawakkul).
Tumbuhkan percaya dan yakin
pada kemurahan Allah, niscaya akan hilanglah bayangan negatif, dugaan dan
prasangka, sehingga mengistirahatkan anggota tubuh kita. Yakinlah janji Allah
swt, "Wa man yatawakkal alallah fahuwa hasbuhu (QS. Ath-Htalaq:3). Artinya
: akan dijamin semua apa yang menjadi obsesinya, baik masalah dunia maupun
agamanya.
Kelima,
Bergaulah dengan
orang-orang shalih dan baik.
Ketahuilah, pergaulan mampu
membentuk tingkat kepercayaan dan mengarahkan keyakinan sesorang.
Bahkan pergaulan menjadikan
syarat utama bagi pembentukan batin. Kebersihan jiwa akan terpelihara dengan
teman yang juga baik jiwanya.
Imam Ghazali mengatakan, bila
anda ingin memilih teman yang baik, perhatikan dalam lima hal:
Akalnya, kelurusan
pekertinya, kebaikannya, tidak ambisi dunia, dan tidak dusta.
Kenam,
Jangan berlebihan dalam
berangan-angan.
Terlalu berlebihan dalam
angan-angan pasti mengurangi ingatan pada akhirat. Akibatnya jiwa menjadi
lemah, kreatifitas tumpul, dan tubuh menjadi malas. Lalai terhadap akhirat
berarti lupa menunaikan perintah Allah, dan miskin amal shalih.
Rasul berpesan, "Jadilah
anda di dunia seperti orang asing dan seorang yang tengah mengembala".
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
0 komentar:
Posting Komentar