Lifestyle

Informasi:

Ini merupakan blog yang berisi artikel tentang memajukan Islam, mari bersatu, hindari perpecahan, Jadikan Islam sebagai Penguasa dunia dalam bisnis, pemerintahan dan semua sendi kehidupan

Jumat, 17 Oktober 2014

Ketika Wanita Berkuasa Atas Laki-laki dan Melawan Kodrat

Ketika Wanita Berkuasa Atas Laki-laki dan Melawan Kodrat
Ketika Wanita Berkuasa Atas Laki-laki dan Melawan Kodrat
Survey tahun ini, kasus gugatan cerai dari pihak istri kepada suami dua kali lebih banyak daripada kata talak dari suami kepada istrinya. Disebutkan bahwa tren tersebut terus meningkat sejak beberapa tahun terakhir. Wanita semakin berani protes, semakin suka membantah, dan semakin melawan kepada suaminya.

Diantara faktor penyebab hal ini adalah:
- Dunia sekarang telah sampai kepada zaman dimana hiburan, bermalas-malasan, dan teknologi yang membuat dunia semakin instan telah menjadi tren utama yang terus diperjuangkan. Faktor-faktor tersebut telah menggerogoti wibawa laki-laki dan menjadikan wanita semakin dikedepankan. Contoh: biduwan (penghibur) justru didominasi oleh penyanyi atau group band laki-laki, sedangkan pekerjaan melinting rokok dan mengisi BBM di pom bensin dikerjakan oleh perempuan.

- Banyak prestasi yang diraih oleh kaum perempuan dan mengungguli kaum lelaki. Juara kelas, mahasiswa teladan, dan bidang lain yang mengedepankan kemampuan verbal telah didominasi kaum perempuan. Ini yang menjadikan perempuan semakin merasa di atas angin dan semakin meremehkan lelaki. Kemampuan verbal memang secara kuantitatif cukup dibutuhkan di zaman dunia instan ini. Sedangkan kepemimpinan dan kemampuan non-verbal hanya sedikit dibutuhkan (secara kuantitatif).

- Persaingan bisnis semakin ketat membuat para pengusaha cenderung memanfaatkan tenaga kerja dari kaum hawa, karena standar upah mereka lebih rendah tetapi etos kerja dan loyalitas mereka lebih tinggi. Akhirnya suami yang tidak laku-laku di dunia kerja harus menjadi tukang ojek bagi istrinya.

- Dunia yang semakin liberal menjadikan para pemuja dunia semakin getol mempropagandakan keadilan gender. Salah satunya dengan memperjuangkan keseteraan gendre. Dan wanita memberanikan dirinya menjadi pemimpin daerah bahkan pemimpin bangsa

Faktor-faktor di atas merupakan fitnah hebat yang melanda buat laki-laki maupun wanita. Laki-laki semakin berkurang wibawanya, semakin tidak terpakai kemampuannya, dan semakin tertekan.
Wanita semakin merasa berkuasa, semakin bebas, semakin menentang doktrin agama (laki-laki dilebihkan daripada wanita dalam hukum waris, kepemimpinan, syariat poligami, dll.), sehingga pada akhirnya wanita semakin mudah untuk dieksploitasi.
Dan,... SECARA TIDAK SADAR wanita (istri) semakin merasa tertekan dan merasa tidak bahagia, justru ketika merasa punya kuasa terhadap laki-laki (suami).
Cukuplah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika selesai dari melaksanakan shalat gerhana, sebagai bukti pendukung akan hal ini:
“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907).

Artikel ini adalah kiriman dari saudara Hudiya S Hakim (Beliau pemilik Warung Pecel Kanghut di Sawojajar, Kota Malang 54321 HP: 0852-3362-6525, FB @kanghut.po)

Kamis, 16 Oktober 2014

KOMPAS | Media Yahudi yang anti Islam

KOMPAS | Media Yahudi yang anti Islam

Riwayat KOMPAS ANTI ISLAM..!!
BILA TEMUKAN KORAN2 INI BUANGA ATAU UNTUK BERSIHIN KOPET..!!

Oleh: HM Aru Syeif Assadullah (Pemred Tabloid Suara Islam)

Belakangan semenjak Pemilihan Presiden 9 Juli 2014, bangsa Indonesia terbelah pula dukungan antara pro Prabowo dan Joko Widodo.
Polarisasi ini justru mengental sampai menjelang pelantikan presiden Joko Widodo 20 Oktober 2014 yang akan datang. Koalisi Merah Putih (pendukung Prabowo) yang dikira akan segera bubar dan masing-masing diduga akan ‘merapat’ ke kubu Joko Widodo, ternyata malah semakin kokoh bersatu dan memenangkan pertarungan di DPR, mengalahkan kubu PDI-Joko Widodo dengan menggoalkan UU Pilkada dengan mengganti Pilkada langsung dengan diganti dipilih DPRD.
Kubu Prabowo dengan Koalisi Merah Putihnya merepresentasikan sebagai kubu kekuatan kelompok Islam dan kebangsaan. Sementara kubu Joko Widodo menampung aspirasi nasionalis, Kristen-Katolik dan aliran Kiri.
Adalah harian milik misi Katolik : Kompas dengan sangat Spartan menempatkan diri dalam posisi mendukung kubu Joko Widodo. Identik dengan dukungan ini, suara minor bahkan anti kepada aspirasi Islam pun disemprotkan dengan kencang. Kendati Kompas selama ini dikenal sebagai koran yang selalu mengedepankan bahasa yang halus untuk melancarkan missinya yang terselubung, namun akhir-akhir ini ciri khas Kompas itu hilang sudah.
Kini wajah Kompas semakin mengeras dan terang-terangan ‘melawan’ aspirasi Islam. Atas nama membela kepentingan kubu Joko Widodo Kompas yang menjadi ‘komando’ media massa termasuk hampir semua media elektronika-TV itu, makin berani ‘menyerang’ kepentingan Islam.
Bahasa gaya menyindir, yang halus sudah ditinggalkan diganti terang-terangan menyebut berbagai kasus pelecehan seks dilakukan kyai, guru ngaji dan semacamnya. Dahulu Kompas menyindir pelaku pelacuran dengan menyebut para pelacur di Batam dengan nama samaran : Siti Fatimah, Ummi Khalsoum. Pertanyaannya mengapa tidak disebutkan dengan nama samaran orang Kristen misalnya : Deborah, Fransisca, Agnes? Mereka sengaja mendiskreditkan Islam dengan pemberitaan itu.
Riwayat harian Kompas yang anti kepada Islam,catatan faktual yang bisa diungkapkan niscaya sangat panjang. Ingat saja pada 1990 peristiwa penghinaan tabloid Monitor—terbitan kelompok Kompas—terhadap Nabi Muhammad Saw yang membawa Arswendo Atmowiloto masuk bui. Kasus Monitor yang membuka karakter asli Kompas, yakni membenci kepada Islam dengan menghina Nabi Muhammad Saw, sebenarnya tidak cukup sekadar memenjarakan Arswendo. Sehingga Kompas niscaya “tertawa” sinis dengan hukuman sangat ringan itu.
Ingat di kalangan gereja Inggris dan Eropa—pada abad Pertengahan-- dikenal penghinaan kepada Kristen dengan hukuman blasphemy, di mana pelaku dihukum mati dengan cara tubuhnya dikoyak menjadi empat bagian setelah diikat tangan dan kakinya oleh kuda, seraya kuda dipaksa untuk berlari ke empat penjuru sehingga tubuh Sang Pendosa agama ini tercabik menjadi empat bagian yang mengerikan.....!
Karena sanksi yang ringan inilah Kompas semakin berani melecehkan apa saja berkaitan dengan aspirasi Islam di Indonesia....!?
Tidak lama setelah kasus Monitor dengan lebih berani Kompas melancarkan tuduhan : “Ijo Loyo-Loyo” bagi umat Islam yang pada 1990-an awal semakin bersahabat dengan pemerintahan Soeharto.
Sebenarnya kedekatan Soeharto dengan kelompok Islam sudah dimulai sejak 1987 dan tercermin pada hasil Pemilu 1987, di mana Golkar atas perintah Soeharto melakukan ‘pembersihan’ kepada anggota-pimpinan Golkar dari Kristen diganti Islam.
Sebenarnya, Soeharto hanya membuat keseimbangan anggota DPR dan anggota kabinet pembantunya mulai disusun secara proporsional—sesuai jumlah agama penduduk di Indonesia yang mayoritas Islam--, karena sebelumnya sejak 1967, selalu dominan orang-orang Kristen. Perubahan ini selalu dijelaskan oleh Habibie sebagai pemerintah ingin mengikuti asas proporsional, walau ternyata belum proporsional mutlak.
Memang terjadi perubahan cukup mencolok sejak 1988 itu, menteri-menteri bidang ekonomi yang langganan dijabat tokoh Kristen diganti sama sekali. Hilanglah menteri-menteri Kristen mulai : JB. Sumarlin, Frans Seda, Radius Prawiro, Adrianus Mooy, juga yang Islam namun bersekutu dengan Kristen misalnya Widjojo Nitisastro,Ali Wardana, Emil Salim, Saleh Afif dan seterusnya.
Jabatan strategis pimpinan ABRI pun mulai ditanggalkan yang semula di tangan jenderal-jenderal Kristen, seperti Panggabean, Benny Moerdany, Sudomo, diganti jendral yang Muslim, mulai Feisal Tanjung, R. Hartono, Sjafrie Sjamsoeddin sampai Prabowo Subianto.
Ihwal perubahan politik Soeharto yang pro dan bersahabat dengan Islam ini pun ditandai langkah nyata semakin memperhatikan aspirasi Islam misalnya : melakukan kodifikasi hukum Islam yang menjadi embrio lahirnya UU Peradilan Agama (1989) juga memprakarsai lahirnya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), dizinkannya Bank Islam dengan meresmikan pembukaan Bank Muamalat di halaman Istana Bogor juga pada 1989.
Bahkan kehidupan pribadi keluargo Soeharto yang makin merapat ke Islam ditandai pergi haji seluruh keluarga pada 1990, semua ini membuat kalangan Kristen semakin gundah dan tercermin oleh ungkapan ‘Ijo Loyo-Loyo’ Kompas yang sekaligus menjadi pertanda dimulainya perlawanan sengit kepada rejim Soeharto. Apalagi sikap Soeharto sejak Pemilu 1992 saat itu semakin jelas yakni semakin menjauhi golongan Kristen yang selalu dipelopori oleh CSIS (Centre for Stategic and International Studies), sebaliknya semakin merapat bersama kelompok Islam.
Kompas sejak 1992 itu bagai menabuh genderang perlawanan terhadap rezim Soeharto. Sikap perlawanan itu terus dipupuk dan bermuara pada jatuhnya Soeharto pada Mei 1998. Sikap konsisten Kompas yang sejati adalah selalu berlawanan dengan Islam...!!
Itulah yang kemudian terjadi pada 1997 lebih 100 tokoh Islam melancarkan gugatan kepada Kompas diprakarsai oleh KISDI (Komite Indonesia Untuk Solidaritas Dunia Islam). Sejumlah tokoh Islam penggugat Kompas itu di antaranya : M. Amien Rais, M. Syafii Maarif, Deliar Noer,Kuntowidjojo, Afan Ghafar, Kyai Misbach, Prof Daoed Ali Guru Besar UI, Ahmad Sumargono, KH Abdul Rasyid AS, KH Cholil Ridwan, dan lebih 100 tokoh lainnya.
Gugatan itu dipicu oleh tajuk rencana Kompas 28 Agustus 1997 dan 2 September 1997, namun hakikatnya gugatan itu ditujukan kepada sikap dan penampilan Kompas yang selalu melecehkan aspirasi Islam dalam berbagai ekspresi yang sangat menghina. Gugatan kepada Kompas ini pada awalnya dimulai dari protes KISDI atas pemuatan dua tajuk rencana Kompas seperti disebut dimuka berjudul "Kekerasan Membuat Aljazair Runyam", "Korban Terus Berjatuhan dan Situasi Aljazair" semakin kusut ratusan orang dibantai.
Dalam tajuk ini sangat tergambar kebencian Kompas seraya memanipulasi adanya kekejian pembantaian di Aljazair yang amat sadistis, diantaranya tertulis dalam tajuk itu, Kompas menuduh pembantaian sadis dilakukan FIS (Front Islamique Du Salute) kutipannya :
“Berbagai kalangan geram dan marah terhadap tindakan kaum militant FIS yang dinilai tidak berperikemanusiaan, sadis, brutal dan tanpa ampun”.
Kompas jelas memfitnah FIS juga Islam secara keseluruhan, karena dalam peristiwa pembantaian sadis di AlJazair itu oleh media besar Barat sendiri seperti Washington Post, The New York Time, Newsweek terang-terangan meragukan pelaku pembantaian sadis di Aljazair itu adalah Kelompok Islam FIS. Padahal Kompas sudah memblow-up kekejian itu sebagai dilakukan FIS dan menggambarkan kekejian itu adanya pembantaian orang tua, anak-anak yang dipenggal kepalanya seraya kepala itu dipajang di atas pintu rumah. Bahkan digambarkan kekejaman FIS membantai para wanita hamil yang dirobek perutnya oleh senjata tajam.
Fitnah Kompas ini dilaporkan KISDI ke Menteri Penerangan R. Hartono, sehingga pemberitaan minor itu pun terhenti. KISDI pun segera membentuk TPI (Tim Pembela Islam) yang dipelopori Hartono Mardjono, SH dan Bachrun Martosukaro, SH yang segera melayangkan somasi terhadap Kompas. Peristiwa ini menjadi berita besar nasional dan berakhir dengan perdamaian antara TPI mewakili 100 tokoh Islam melawan Kompas.
Ketua MUI KH. Hasan Basri pun menjadi saksi perdamaian itu dengan janji-janji pihak Kompas tidak akan mengulangi perbuatannya.
Ternyata janji-janji itu tidak pernah ditepati. Penampilan Kompas yang cenderung melecehkan Islam tetap selalu tampil. Pelecehan jika tidak langsung dilakukan Kompas juga dilakukan oleh media-media yang diterbitkannya. Seperti yang dilakukan harian berbahasa Inggris milik Kompas, The Jakarta Post memajang illustrasi belum lama ini tentang ISIS yang sangat menghina Islam secara keseluruhan. Sejumlah elemen Islam seperti FPI (Front Pembela Islam) melaporkan ke Polri namun pihak Polri tidak memproses dengan cepat dan fair. Karena itu Kompas semakin berani melecehkan Islam dalam berbagai ekspresi dan dimuat di media online-nya seperti Kompas.com, Tribunnews.com, dan berbagai media grup mereka.
Sekadar mengungkap catatan, Kompas pernah melancarkan perasaan anti Islam melalui majalah Jakarta-Jakarta pasca Kerusuhan Mei 1998.
Fitnah luar biasa itu melalui tulisan opini FX Rudi Gunawan. Tulisan itu mengungkap bahwa dalam kerusuhan Mei 1998 telah terjadi pemerkosaan massal terhadap warga negara keturunan China oleh orang Islam. KISDI lagi yang melakukan protes ke Deppen, apalagi kemudian berita bohong Jakarta-Jakarta itu pun menjadi berita internasional. Bahkan FBI dan CIA di Amerika Serikat sempat mempercayai berita bohong itu dan menampung permintaan suaka ratusan keturunan Cina ke AS dengan alasan sebagai korban pemerkosaan umat Islam di Jakarta.
Karena dalih mereka ditulis dalam sebuah pengakuan yang seragam (sama persis hanya foto copy) membuat pihak keamananan Amerika curiga dan melakukan investigasi ke Jakarta. Hasilnya menurut VOA (Voice of America) gelombang pencari suaka keturunan China itu dikendalikan seorang makelar pencari kerja dari RRC ke AS.
Kompas memang sangat 'kreatif’ dalam melecehkan Islam, dan tidak habis-habis selalu minor dari aspirasi Islam. Belum lama ditandatangani perjanjian damai heboh Somasi TPI ke Kompas, masuk bulan Ramadhan 1998 (Kompas, 3 Januari 1998) kembali Kompas berulah dengan memuat berita foto sangat besar di halaman satu dengan judul "Sarapan Pagi".
Foto yang sangat besar itu bagai melecehkan umat Islam saat itu tengah berpuasa. Foto itu terasa kontroversial dimuat secara mencolok dalam ukuran besar (tiga kolom di halaman muka) setinggi setengah halaman koran, dengan keterangan foto "Sarapan Pagi : Menjelang pelajaran dimulai murid SD Slopeng Sumanep, Madura ini menyempatkan diri untuk sarapan pagi.
Dengan uang Rp100,- di kantin belakang sekolah, mereka dapat menikmati sepiring nasi uduk dengan lauk ala-kadarnya."
Pemuatan foto itu mengusik tokoh Betawi juga Ketua Bamus Betawi Mayjen (Purn) Eddie M. Nalapraya. Menurut Eddie saat itu, foto itu jelas melecehkan umat Islam yang tengah berpuasa juga menghina orang Madura yang 100% beragama Islam. Foto itu menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, sengaja dimuat untuk “menyindir” bahkan melecehkan umat Islam yang saat itu tengah berpuasa.
Gaya Kompas yang sinis dan “menyerang” Islam itu tampaknya kini di era pemerintahan Joko Widodo yang didukungnya habis-habisan sejak awal itu, akan lebih nyaring dilontarkan. Mungkin mereka merasa kembali sebagai pendamping penguasa seperti di awal era Orde Baru bersama Soeharto. Mungkin....
SIAPA TAHU....!??

Masih baca berita kompas? mendingan buat kompos aja bermanfaat

Rabu, 15 Oktober 2014

KH Miftachul Akhyar (Rais Syuriah PWNU Jatim): "Negara Diuntungkan Adanya FPI"


KH Miftachul Akhyar (Rais Syuriah PWNU Jatim) Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Kedungtarukan Surabaya ini termasuk kiai yang mendukung keberadaan FPI.

Dalam pandangan Kiai Miftah, di tengah masyarakat yang semakin permisif dan apatis terhadap lingkungan sekarang ini, manfaat keberadaan FPI sangat jelas dalam memberantas kemunkaran. Sekaligus, dia (FPI) telah mengambil alih tugas-tugas NU dalam penanganan nahi munkar. Sebab selama ini pelaksanaan amar maruf nahi munkar masih terasa jomplang. Belum berimbang. Semua melakukan amr maruf, sementara yang nahi munkar hampir tidak ada, di situlah FPI mengisi kekosongan peran penting tersebut, dan itu menguntungkan umat Islam sekaligus pemerinta.

“Tinggal disinergikan dengan aparat keamanan saja, tutur Kiai Miftah.

Kiai Miftah mengingatkan, berita media massa memang bak pisau bermata dua: dapat bernilai positif, dapat pula negatif.

Minggu, 12 Oktober 2014

KHILAFAH ISLAM | Bukan Demokrasi atau Kapitalisasi Liberal

KHILAFAH ISLAM | Bukan Demokrasi atau Kapitalisasi Liberal

berbicara tentang demokrasi sebagai sistem pemerintahan, memang betul demokrasi secara teoritis memberikan ruang bagi pendapat apapun untuk disuarakan, maka secara teoritis dalam demokrasi Islam bisa saja dimenangkan, namun sebagai konsekuensinya yang kafir bisa juga dimenangkan.

secara teoritis lagi, bila jumlah kita banyak di dalam demokrasi, seharusnya yang berjumlah banyaklah yang akan memenangkan demokrasi, entah yang banyak itu yang jahat, ataukah yang banyak itu yang taat
namun teori selalu bertentangan dengan kenyataan, pada faktanya demokrasi lebih sering justru berpihak bukan pada yang banyak, namun lebih banyak berpihak pada yang punya uang, yang memodali mengendalikan para pemimpin yang muncul dalam sistem demokrasi yang berbiaya besar ini

cukuplah kasus BBM, dimana mayoritas rakyat tidak menyetujui dicabutnya subsidi, namun tetap saja dilaksanakan
cukuplah kasus bahwa kita mayoritas Muslim, namun selalu dihambat tatkala ingin menerapkan syariat Islam
mengapa? karena masyarakat tidak hanya kumpulan individu, namun juga hasil interaksinya yang memunculkan pemahaman, opini bersama, juga standar bersama

parahnya, sekali lagi kapitalis dan liberalis bermain sangat baik pada ranah opini dan media yang memang mereka miliki
maka siapa yang "baik" dan siapa yang "buruk" bisa didikte oleh media, dimunculkan dan direkayasa oleh media, medialah yang menentukan bagaimana cara masyarakat berpikir, atau membuat mereka tidak berpikir sama sekali dengan tontonan dan hiburan yang melalaikan
namun jangan dulu berputus asa,

sesungguhnya Allah bukan melihat pada hasilnya, tapi Allah hanya mewajibkan adanya usaha maksimal yang bersandarkan syariat Allah disitu, Allah menyenangi hamba-Nya yang beusaha keras di jalan-Nya
adapun perkara hasilnya, itu bonus dari-Nya
maka tugas kitalah untuk tetap beristiqamah menyuarakan yang benar dengan cara yang paling baik, berdakwah pada ummat bahwa sistem Islam lah yang akan memuliakan mereka bukan sistem demokrasi
maka tugas kitalah menyampaikan pada mereka, bahwa bila dalam sistem demokrasi kita diperkenankan (bahkan direkayasa) untuk memiliki pemimpin yang jauh dari Islam atau bahkan kafir, maka dalam sistem Islam, hanya Muslim yang amanah yang diperbolehkan jadi pemimpin

maka tugas kitalah memberitahu mereka, bahwasanya Allah akan menanyakan tentang semua di dunia ini, dan semua pertanyaan Allah akan diberikan dengan standar Al-Qur'an dan As-Sunnah, sehingga itu saja yang harus kita khawatirkan dan kita pikirkan, bukan memikirkan jawaban pertanyaan yang tidak berdasar Al-Qur'an dan As-Sunnah
tugas kita merindu, tugas kita menyeru, pada sistem Islam yang satu
bahwa hanya dengan menerapkan Syariah Islam, maka permasalahan bangsa ini akan benar-benar usai, dan itu adalah janji Allah Swt dalam Al-Qur'an yang mustahil Dia ingkari

bahwa hanya dengan mengembalikan Khilafah Islam, maka kehormatan dan kemuliaan ummat ini akan kembali, karena itu adalah janji Allah dan Rasul-Nya yang mustahil diingkari
kini gelombang penyeru perubahan itu sudah semakin besar dan kuat, semakin banyak dan semakin padu
insyaAllah, mudah-mudahan Allah merestui perhelatan besar Mahasiswa dan Pelajar yang akan dilaksanakan pada bulan-bulan ini, dalam rangka menyeru kaum Muslim pada agama mereka dan kewajiban yang telah Allah wajibkan pada mereka

Hizbut Tahrir Indonesia akan menyelenggarakan
Indonesia Congress of Muslim Students 2014 (ICMS 2014)
“We Need Khilafah, Not Democracy”
Hadir dalam agenda ini 25.000 aktivis dan 1000 pergerakan mahasiswa. Kongres dilaksanakan di 73 Kota besar seluruh Indonesia dari Aceh hingga Papua, puncaknya diselenggarakan di Jakarta, 02 November 2014, tepat di depan pusat penguasa yakni Istana Merdeka
informasi-informasi lebih lanjut, silakan dapatkan di pagesnya, LIKE dan daftarkan diri untuk menghadiri event akbar ini, semoga dengannya kontribusi kita menjadi tanda pedulinya kita akan ummat ini

sumber
https://www.facebook.com/icms14

Sabtu, 11 Oktober 2014

Riba dan Bahayanya

Riba Dan Bahayanya
Riba dan Bahayanya

Pengertian Riba*

Dalam bahasa arab riba bermakna tambahan boleh jadi tambahan pada suatu benda semisal makna kata riba dalam QS alHajj:5 atau pun tambahan pada kompensasi dari benda tersebut semisal barter seribu rupiah dengan dua ribu rupiah.
Dalam syariat, riba bermakna tambahan atau penundaan tertentu yang dilarang oleh syariat.
Jadi riba itu memiliki beberapa bentuk, ada yang berupa penambahan yang dalam bahasa arab disebut fadhl dan ada yang berbentuk penundaan penyerahan barang tertentu yang dilarang oleh syariat yang dalam bahasa arab disebut nasiah. Ada juga riba nasiah dalam bentuk penambahan yang disyaratkan untuk mendapatkan penundaan pembayaran utang.

Komoditi Ribawi atau Benda Ribawi

Dalam hadits Nabi menyebutkan adanya enam benda ribawi. Enam benda ini bisa kita kategorikan menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama berisi emas dan perak. Kita analogkan dengan emas dan perak berbagai jenis mata uang semisal rupian, dollar dll.
Kelompok kedua terdiri dari gandum syair, gandum burr, korma dan garam. Dianalogkan dengan empat benda ini semua yang bisa dimakan dan diperjualbelikan dengan cara ditakar atau ditimbang.
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ مِثْلاً بِمِثْلٍ سَوَاءً بِسَوَاءٍ يَدًا بِيَدٍ فَإِذَا اخْتَلَفَتْ هَذِهِ الأَصْنَافُ فَبِيعُوا كَيْفَ شِئْتُمْ إِذَا كَانَ يَدًا بِيَدٍ ».
Dari Ubadah bin Shamit, Rasulullah bersabda, “Jika emas dibarter dengan emas, perak dibarter dengan perak, gandum burr dibarter dengan gandum burr, gandum syair dibarter dengan gandum syair, korma dibarter dengan korma, garam dibarter dengan garam maka takarannya harus sama dan tunai. Jika benda yang dibarterkan berbeda maka takarannya sesuka hati kalian asalkan tunai” [HR Muslim no 4147]
عَنْ مَعْمَرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ كُنْتُ أَسْمَعُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « الطَّعَامُ بِالطَّعَامِ مِثْلاً بِمِثْلٍ ». قَالَ وَكَانَ طَعَامُنَا يَوْمَئِذٍ الشَّعِيرَ.
Dari Ma’mar bin Abdullah, aku mendengar Rasulullah bersabda, “Jika makanan dibarter dengan makanan maka takarannya harus sama”. Ma’mar mengatakan, “Makanan pokok kami di masa itu adalah gandum syair” [HR Tirmidzi no 4164].
عَنْ عُبَادَةَ وَأَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- « مَا وُزِنَ مِثْلٌ بِمِثْلٍ إِذَا كَانَ نَوْعًا وَاحِدًا وَمَا كِيلَ فَمِثْلُ ذَلِكَ فَإِذَا اخْتَلَفَ النَّوْعَانِ فَلاَ بَأْسَ بِهِ ».
Dari Ubadah dan Anas bin Malik, Nabi bersabda, “Benda yang ditimbang jika dibarter timbangannya harus sama apabila dibarter dengan benda yang sama. Benda yang ditakar ketentuannya sama seperti itu. Jika dua benda yang dibarterkan itu berbeda maka boleh takaran atau timbangannya berbeda” [HR Daruquthni no 2891].

Ada aturan untuk barter benda benda ribawi dengan rincian sebagai berikut:

Pertama, jika bendanya sama missal kurma dengan kurma, beras dengan beras atau rupiah dengan rupiah maka agar transaksi barter ini diperbolehkan ada dua syarat yang harus dipenuhi pertama, takaran atau timbangannya harus sama meski kualitas dua benda tersebut berbeda kedua, harus tunai.
Yang dimaksud tunai di sini adalah kedua benda tersebut sudah diserahterimakan sebelum kedua orang yang mengadakan transaksi meninggalkan lokasi terjadinya transaksi.

Kedua, jika dua benda yang dibarterkan itu berbeda namun masih dalam satu kelompok semisal rupiah dengan dollar, emas dengan rupiah, atau beras dengan beras maka hanya ada satu syarat yang harus dipenuhi agar transaksi ini legal dan sah menurut syariat Islam yaitu tunai sebagaimana pengertian di atas.

Ketiga, jika dua benda yang dibarterkan itu berbeda kelompok semisal rupiah dengan beras, emas dengan daging sapi maka tidak ada persyaratan di atas. Artinya boleh beda takaran atau timbangan dan boleh tidak tunai.
Demikian pula halnya jika yang dipertukarkan bukanlah benda ribawi semisal motor dengan motor, HP dengan HP maka tidak ada persyaratan di atas untuk legal dan sahnya transaksi ini.

Jenis Riba

Riba itu bisa dijumpai dalam dua jenis transaksi, transaksi jual beli dan transaksi hutang piutang.

Riba dalam transaksi jual beli ada dua macam:

Pertama, riba fadhl [penambahan] semisal barter 10 Kg beras IR 64 dengan 5 Kg beras mentik wangi yang semuanya diserahkan di majelis akad [tempat terjadinya transaksi]
Kedua, riba nasiah [penundaan] semisal barter 5 Kg beras mentik wangi dengan 5Kg beras IR 64 namun salah satu dari keduanya ada yang diserahkan di luar majelis akad atau 1 dollar AS dengan 10 ribu rupiah namun salah satu dari rupiah atau dollar diserahkan di luar majelis transaksi.
Catatan:
Tidaklah termasuk riba nasiah manakala salah satu dari dua barang yang dipertukarkan adalah benda ribawi dan yang lain menjadi mata uang yang berlaku di masyarakat setempat
Riba dalam transaksi utang piutang juga terbagi menjadi dua jenis.

Pertama, riba jahiliah

Kedua, riba utang

عَنْ فَضَالَّةَ بْنِ عُبَيْدٍ صَاحِبِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ : كُلُّ قَرْضٍ جَرَّ مَنْفَعَةً فَهُوَ وَجْهٌ مِنْ وُجُوهِ الرِّبَا.

Fadhalah bin Ubaid mengatakan, “Semua transaksi utang piutang yang menghasilkan keuntungan adalah salah satu bentuk riba” [Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 11252].

Hukum Hadiah Dari Peminjam Uang

Hadiah yang diberikan oleh orang yang pinjam uang kepada orang yang meminjami atau menghutangi itu ada dua kategori.
Pertama, jika hadiah tersebut dipersyaratkan di awal atau di tengah tengah transaksi utang piutang maka hadiah tersebut adalah riba mengingat perkataan Fadhalah bin Ubaid di atas.
Kedua, hadiah tersebut tidaklah disyaratkan secara lisan atau pun secara urf [hukum tidak tertulis yang ada di masyarakat, pent], tidak pula diminta sehingga murni suka rela dari orang yang berhutang hukumnya perlu rincian.
Pertama, jika hadiah tersebut diberikan setelah pelunasan utang atau pada saat pelunasan hukumnya boleh
Kedua, jika hadiah tersebut diberikan sebelum pelunasan hukumnya haram karena tergolong riba dalam transaksi utang piutang kecuali jika sebelum terjadi transaksi utang piutang keduanya sudah terbiasa saling memberi hadiah.

إِنَّكَ فِى أَرْضٍ الرِّبَا فِيهَا فَاشٍ وَإِنَّ مِنْ أَبْوَابِ الرِّبَا أَنَّ أَحَدَكُمْ يَقْرِضُ الْقَرْضَ إِلَى أَجْلٍ فَإِذَا بَلَغَ أَتَاهُ بِهِ وَبِسَلَّةٍ فِيهَا هَدِيَّةٌ فَاتَّقِ تِلْكَ السَّلَّةَ وَمَا فِيهَا

Abdullah bin Salam berkata kepada Abu Burdah, “Sungguh anda berdomisili di daerah yang riba di sana tersebar luas. Diantara pintu riba adalah jika kita memberikan pinjaman uang kepadanya dengan jatuh tempo yang telah ditentukan jika jatuh tempo tiba orang yang berhutang membayarkan cicilan plus membawa satu keranjang berisi buah buahan sebagai hadiah. Hati-hatilah dengan keranjang tersebut dan isinya” [Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 11245].

Bahaya Riba

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ (275)
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]” (QS al Baqarah:275).
[175] Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.

وقال ابن عباس: آكل الربا يبعث يوم القيامة مجنونا يُخْنَق. رواه ابن أبي حاتم،
Ibnu Abbas mengatakan, “Orang yang memakan riba itu akan dibangkitkan pada hari Kiamat dalam keadaan gila tercekik”. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim [Shahih Tafsir Ibnu Katsir karya Musthofa al Adawi 1/306]

يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ (276)
“Allah itu menghapus riba dan mengembangkan sedekah” (QS al Baqarah:276).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (278) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ (279)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang benar benar beriman. Jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya (QS al Baqarah:278-279).

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ قَالَ « الشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ » .
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan!”. Para shahabat bertanya, “Apa saja tujuh dosa itu wahai rasulullah?”.
Jawaban Nabi, “Menyekutukan Allah, sihir, menghabisi nyawa yang Allah haramkan tanpa alasan yang dibenarkan, memakan riba, memakan harta anak yatim, meninggalkan medan perang setelah perang berkecamuk dan menuduh berzina wanita baik baik” [HR Bukhari no 2766 dan Muslim no 272].

عَنْ جَابِرٍ قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ.
Dari Jabir, Rasulullah melaknat orang yang memakan riba, nasabah riba, juru tulis dan dua saksi transaksi riba. Nabi bersabda, “Mereka itu sama” [HR Muslim no 4177].

عن عبد الله : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : الربا ثلاثة و سبعون بابا أيسرها مثل أن ينكح الرجل أمه
Dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi bersabda, “Riba itu memiliki 73 pintu. Dosa riba yang paling ringan itu semisal dosa menyetubuhi ibu sendiri” [HR Hakim no 2259, shahih].

عَنْ كَعْبٍ قَالَ لأَنْ أَزْنِىَ ثَلاَثاً وَثَلاَثِينَ زَنْيَةً أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ أَنْ آكُلَ دِرْهَمَ رِباً يَعْلَمُ اللَّهُ أَنِّى أَكَلْتُهُ حِينَ أَكَلْتُهُ رِباً.
تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح إلى كعب الأحبار
Dari Kaab bin al Ahbar, beliau mengatakan, “Sungguh jika aku berzina sebanyak 36 kali itu lebih kusukai dari pada aku memakan satu dirham riba yang Allah tahu bahwa aku memakannya dalam keadaan aku tahu bahwa itu riba” [Riwayat Ahmad no 22008, Syaikh Syuaib al Arnauth mengatakan, “Sanadnya shahih sampai ke Kaab al Ahbar]

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَنْظَلَةَ غَسِيلِ الْمَلاَئِكَةِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « دِرْهَمُ رِباً يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةٍ وَثَلاَثِينَ زَنْيَةً »
Dari Abdullah bin Hanzhalah, Rasulullah bersabda, “Satu dirham uang riba yang dinikmati seseorang dalam keadaan tahu bahwa itu riba dosanya lebih jelek dari pada berzina 36 kali” [HR Ahmad no 22007, dinilai shahih oleh al Albani di Silsilah Shahihah no 1033].

عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَحَدٌ أَكْثَرَ مِنْ الرِّبَا إِلَّا كَانَ عَاقِبَةُ أَمْرِهِ إِلَى قِلَّةٍ
Dari Ibnu Mas’ud, Nabi bersabda, “Tidaklah seorang itu memperbanyak harta dari riba kecuali kondisi akhirnya adalah kekurangan” [HR Ibnu Majah no 2279, dinilai shahih oleh al Albani]
*Materi ini disampaikan pada kajian ilmiah Masjid Abu Bakar ash Shiddiq, Pisangan, Bontang Kalimantan Timur 28 April 2013

Artikel www.PengusahaMuslim.com

Rabu, 08 Oktober 2014

INILAH ALASAN MAYORITAS WARGA DKI KHUSUSNYA UMAT ISLAM MENOLAK AHOK


Sehubungan adanya demo penolakan Ahok oleh warga DKI terutama oleh elemen-elemen Islam dan warga Betawi, perlu disebarluaskan alasan penolakan terhadap Ahok yang sebenarnya. Ini tidak sesederhana seperti yang kebanyakan orang kira. Inilah 'dosa-dosa' Ahok terhadap umat Islam:

01. Ahok menghancurkan Masjid Baitul Arif di Jatinegara, Jakarta Timur, sehingga warga setempat tidak bisa shalat Jum’at dan melakukan kajian Islam sampai saat ini.

02. Ahok juga menghancurkan Masjid bersejarah Amir Hamzah di Taman Ismail Marzuki dengan dalih renovasi, namun hingga hari ini tidak ada tanda-tanda akan dibangun kembali.

03. Tidak puas dengan menghancurkan Masjid-Masjid, Ahok mengganti para pejabat Muslim dengan pejabat-pejabat kafir seperti Lurah Susan, Lurah Grace, dsb dengan kedok "lelang jabatan". Warga Lenteng Agung memprotes keras namun tidak pernah digubris. Tak hanya itu, kepala sekolah Muslim di DKI juga banyak yang diganti dengan alasan lelang jabatan. Hasilnya, banyak kepala sekolah Kristen sekarang.

04. Merasa didukung media-media Sekuler, Ahok terus menghapus simbol-simbol Islam. Melalui Kadisdik DKI yang kafir, Lasro Masbrun, dia mengeluarkan aturan mengganti busana Muslim di sekolah-sekolah DKI setiap Jum’at dengan baju Betawi. Padahal sebenarnya baju Betawi bisa di hari lain, seperti aturan di sekolah-sekolah Bandung, yaitu Rabu untuk baju daerah (Sunda), sedangkan Jum’at tetap dengan busana Muslim.

05. Setelah sukses menghancurkan Masjid dan menghilangkan simbol-simbol Islam di DKI Jakarta, Ahok juga membatasi kegiatan syiar Islam seperti malam takbiran dengan alasan macet. Padahal perayaan tahun baru yang dipimpin Ahok jauh lebih parah macetnya dengan menutup jalan-jalan protokol Jakarta.

06. Ahok juga mendukung legalisasi pelacuran yaitu lokalisasi prostitusi, dan menyebut yang menolaknya adalah munafik, termasuk Muhammadiyah. Akhirnya Muhammadiyah resmi melaporkan Ahok ke polisi dengan pasal penghinaan.

07. Ketika umat Islam mati-matian memprotes Miss World, Ahok justru mendukung total bahkan bangga jika Jakarta jadi tuan rumah final kontes umbar aurat itu.

08. Tak kalah parahnya adalah, Ahok mendukung wacana penghapusan kolom agama di KTP.

09. Ahok juga mengeluarkan pernyataan, "Boleh minum Bir, asal jangan mabok". Tak cuma dukung Miss World, Ahok juga dukung penuh konser maksiat Lady Gaga.

10. Ahok dengan berani melecehkan ayat suci. Dia bilang, "Ayat suci wajib tunduk pada ayat konstitusi".

11. Pada Lebaran yang lalu, situasi yang adem tiba-tiba menjadi panas kembali dengan wacana Ahok untuk menghapuskan cuti bersama saat Lebaran. Apa dia tidak izinkan umat Islam berlebaran dan silaturahmi? Kenapa pula tidak dicontohkan melalui pencabutan cuti bersama Natal atau tahun baru? Mengapa hanya dan harus Lebaran yang dibidik?

12. Ahok juga menentang habis manifesto Partai Gerinda tentang pemurnian agama dari aliran sesat.

13. Ada yang bilang, "Tidak apa-apa pemimpin kafir, asal tak korupsi". Ternyata Ahok diduga kuat terlibat korupsi pengadaan bus TransJakarta sebesar 1,6 triliun. Koruptor-koruptor BLBI juga kebanyakan 'sejenis' dengan Ahok, yaitu konglomerat-konglomerat dari warga/golongan 'keturunan'.

14. AHOK LARANG TABLIGH AKBAR, lagi-lagi dg alasan bikin macet. Padahal perayaan tahun baru yang Ahok buat lebih parah bikin macet dengan menutup sejumlah jalan protokol [Baca: Awas! Ahok & MUI DKI Jakarta akan Larang Tabligh Akbar di Jalan Raya]

15. Kasus terbaru, Ahok mengeluarkan aturan larangan menyembelih hewan kurban di sekolah negeri dan masjid. Pemotongan hanya dibolehkan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Cakung. Dalihnya demi kebersihan kota. Aturan pelarangan ini tertuang dalam instruksi Gubernur 67 tahun 2014. Penandatanganan
dilakukan ketika menjadi Plt Gubernur. Padahal umat Islam berqurban HANYA setahun sekali! Kalau Ahok berdalih ingin jadi duta kebersihan lebih baik dia bersihkan itu WC-WC umum, pasar-pasar tradisional, terminal-terminal bus, stasiun-stasiun kereta api yang nyaris setiap hari kotor.

Pada akhirnya Idul Adha telah berlalu dan terbukti seluruh warga DKI TIDAK ADA yang mematuhi perintah Ahok, mereka semua dengan tenang berjualan hewan kurban di segala tempat umum dengan tenang dan nyaman, bahkan lebih semarak dari tahun lalu. Sebagai bukti perintah Ahok untuk mengganggu tradisi umat Islam berjualan hewan kurban tidak digubris oleh para bawahannya (Satpol PP) apalagi oleh warga DKI, Ahok bagai ngomong sama angin, tidak ada yang pedulikan...


sumber : piyunganonline

Advertisements!

Copyright @ 2013 DUNIA ISLAM | ARTIKEL MOTIVASI | ARTIKEL ISLAMI. Designed by Templateism | Love for The Globe Press