Percayalah walaupun kita punya gaji 10 juta, tidak sulit bagi Allah
sehingga kita punya kebutuhan 12 juta. Kita punya gaji 15 juta, tapi apa
artinya jika Allah memberi penyakit seharga 16 juta, sudah tekor itu.
Tak masalah jabatan kita kecil dalam pandangan manusia, tapi besar dalam
pandangan Allah karena kita dapat mempertanggungjawabkannya. Tidak
apa-apa kita tidak mendapatkan pujian, penghormatan dari makhluk, tapi
mendapat penghormatan yang besar dari Allah SWT. TIADA keberuntungan
yang sangat besar dalam hidup ini, kecuali orang yang tidak memiliki
sandaran, selain bersandar kepada Allah. Dengan meyakini bahwa memang
Allah-lah yang menguasai segala-galanya; mutlak, tidak ada satu celah
pun yang luput dari kekuasaan Allah, tidak ada satu noktah sekecil
apapun yang luput dari genggaman Allah. Total, sempurna, segala-galanya
Allah yang membuat, Allah yang mengurus, Allah yang menguasai.
Adapun kita, manusia, diberi kebebasan untuk memilih, "Faalhamaha
fujuraha wataqwaaha". "Dan sudah diilhamkan di hati manusia untuk
memilih mana kebaikan dan mana keburukan". Potensi baik dan potensi
buruk telah diberikan, kita tinggal memilih mana yang akan kita
kembangkan dalam hidup ini. Oleh karena itu, jangan salahkan siapapun
andaikata kita termasuk berkelakuan buruk dan terpuruk, kecuali
dirinyalah yang memilih menjadi buruk, naudzubillah.
Punya
tabungan uang, mudah bagi Allah untuk mengambilnya. Cukup saja dibuat
urusan sehingga kita harus mengganti dan lebih besar dari tabungan kita.
Demi Allah, tidak ada yang harus kita gantungi selain hanya Allah saja.
Punya bapak seorang pejabat, punya kekuasaan, mudah bagi Allah untuk
memberikan penyakit yang membuat bapak kita tidak bisa melakukan apapun
Sayangnya tidak setiap Muslim benar-benar mempersiapkan diri dan paham
arti hidup. Sebagian masih sebatas mengetahui kemudian lalai
terhadapNya. Sebagian lain tidak lalai namun terkesan apa adanya.
Padahal aksioma yang tak terbantahkan suatu saat, entah kapan, kita
pasti akan menemui kematian.
Bagi orang yang beriman masih
beruntung karena dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah. Tetapi bagi
mereka yang kafir dan munafiq, sungguh akhirat adalah tempat yang tak
pernah mereka harapkan. Sebab di akhirat mereka tak henti-henti minta
ampun dan menyesal sejadi-jadinya karena gagal mengisi waktu di dunia
dengan menunaikan amal-amal sholeh.
وَأَنفِقُوا مِن مَّا
رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ
رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن
مِّنَ الصَّالِحِي
وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْساً إِذَا جَاء أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia
berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku
sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku
termasuk orang-orang yang shaleh?"
“Dan Allah sekali-kali tidak
akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu
kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (QS. 63:
10 – 11).
RonnySpy
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
0 komentar:
Posting Komentar