Pernah terjadi kecelakaan pesawat yang berangkat dari Riyadh menuju
Jeddah. Di dalamnya terdapat penumpang sangat banyak, lebih dari 300
penumpang. Terdapat salah seorang calon penumpang yang sudah membeli
tiket berada di ruang tunggu sampai tertidur. Tatkala diumumkan bahwa
pesawat segera berangkat, para penumpang memasuki pesawat.
Sementara seorang penumpang tadi masih terlelap dalam tidurnya. Saat ia
bangun, pintu pesawat sudah tertutup. Ia sangat menyesal dan jengkel.
Kemudian Allah menetapkan takdir-Nya dengan hikmah-Nya, pesawat
tersebut mengalami kecelakaan, terbakar. Semua penumpangnya tewas.
Subhanallah, laki-laki yang tertidur tadi selamat dari kecelakaan karena
tertidur. Ia marah karena tertinggal pesawat, tapi kejadian itu malah
membawa kebaikan untuk dirinya.
Mengembalikan kenyataan yang tidak sesuai keinginan kepada takdir
haruslah disertai dengan keyakinan bahwa setiap takdir Allah mengandung
hikmah yang dikehendaki oleh-Nya.
Boleh jadi hikmah tersebut
tak mampu kita baca atau tidak nampak oleh kita. Meyakini ini hukumnya
wajib berdasarkan firman Allah Taala :
Dan kamu tidak mampu
(menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui lagi Maha Hikmah. (QS. al-Insan: 30)
Allah menjelaskan bahwa Masyiahnya (kehendak-Nya) diiringi dengan hikmah
dan ilmu. Berapa banyak kenyataan yang dibenci orang tapi akibatnya
baik untuk dirinya. Sebagaimana firman Allah Taala : Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. (QS. Al-Baqarah; 216) dan
banyak kejadian-kejadian yang membenarkan ayat ini, asalkan tetap
dijalan Agama Allah tidak menyimpang, banyak mengeluh, padahal akibatnya
sia-sia tidak merubah keadaan.

RonnySpy
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
0 komentar:
Posting Komentar