DOSA KECIL |
Rasulullah SAW Bersabda, “hati kalian dari dosa-dosa kecil! Ibaratnya
seperti satu kaum yang singgah di sebuah perut lembah. Masing-masing
dari mereka pergi mencari ranting untuk menyalakan api, lalu datang
seseorang membawa sebuah ranting. Seorang lagi juga datang membawa
sebuah ranting. Demikian seterusnya hingga mereka dapat menyalakan api
yang mematangkan roti-roti mereka. Sesungguhnya dosa-dosa kecil itu
ketika pelakunya dihukum niscaya akan membinasakannya.” (HR. Ahmad)
“Seorang mukmin melihat dosa-dosanya seolah-olah dia sedang duduk di
bawah sebuah gunung, dia khawatir kalau gunung itu akan runtuh
menimpanya. Adapun orang yang fajir/munafik melihat dosa-dosanya seperti
lalat saja, yang mampir di atas hidungnya, lantas dengan ringannya dia
halau lalat tersebut -dengan tangannya-.” (HR. Bukhari)
Bilal
bin Sa’ad berkata: “Janganlah engkau memandang kepada kecilnya suatu
maksiat, akan tetapi lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat.” (HR.
Ahmad)
Alangkah cepat perubahan cara pandang masyarakat terhadap perbuatan dosa. Anas berkata mengenai Masa Rasulullah SAW dahulu :
“Kalian sekarang melakukan perbuatan dosa yang di mata kalian perbuatan
itu lebih tipis daripada rambut (sangat remeh). Padahal dulu di masa
Rasulullah n kami menganggapnya termasuk perkara yang akan
membinasakan.” (HR. Al-Bukhari)
Ini pada zaman Anas yang hanya
berjarak beberapa tahun dari wafatnya Rasulullah, zaman yang masih
termasuk dalam tiga masa keemasan Islam, masih banyak sahabat dan
tabi’in yang kesolehan pribadi dan sosialnya masih sangat tinggi lalu
bagaimana dengan zaman kita yang berjarak ribuan tahun dari Rasulullah?
Maka tak tahulah apa yang akan dikatakan oleh Anas seandainya beliau
mengetahui buruknya zaman ini
Dosa dan maksiat yang diperbuat
anak manusia memang mengundang kemudaratan. Kemudaratannya bagi hati
seperti halnya kemudaratan racun bagi tubuh. Tidak ada satu kejelekan
yang didapatkan di dunia dan di akhirat kelak kecuali karena sebab dosa
dan maksiat. (Ad-Da`u wad Dawa`, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah t, hal. 65)
Sudah barang pasti kemaksiatan akan menutup hati. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya jika seorang hamba berbuat kesalahan/dosa dititikkan pada
hatinya satu titik hitam. Namun bila ia menarik diri/berhenti dari dosa
tersebut, beristighfar dan bertaubat, dibersihkan hatinya dari titik
hitam itu. Akan tetapi bila tidak bertaubat dan malah kembali berbuat
dosa maka bertambah titik hitam tersebut, hingga mendominasi hatinya.
Itulah ar-ran (tutupan) yang Allah sebutkan di dalam ayat: ‘Sekali-kali
tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup
hati mereka.’ (Al-Muthaffifin: 14)” (HR. Ahmad, Tirmidzi)
Karena itu, amat disayangkan bila ada orang yang hatinya keras bagaikan
batu sehingga sulit untuk diberi nasihat dan peringatan sebagaimana yang
terjadi pada Bani Israil seperti yang disebutkan Allah SWT dalam
firman-Nya:
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ
كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا
يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ
فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاء وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ
اللّهِ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Kemudian
setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.
Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai
daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah
mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh,
karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa
yang kamu kerjakan. (QS Al-Baqarah:74).
RonnySpy
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
0 komentar:
Posting Komentar