Lifestyle

Informasi:

Ini merupakan blog yang berisi artikel tentang memajukan Islam, mari bersatu, hindari perpecahan, Jadikan Islam sebagai Penguasa dunia dalam bisnis, pemerintahan dan semua sendi kehidupan

Minggu, 11 Maret 2012

Hanya Satu Meter Lagi Dari Tambang Emas


Oleh: Napoleon Hill
Pengusaha Muslim - Salah satu penyebab kegagalan yang paling umum adalah berhenti ketika kita menghadapi sebuah kekalahan sementara dan banyak orang sering melakukan kesalahan ini.
Ketika masa perburuan emas dimulai, seorang paman teman saya R.U. Darby terkena “demam emas” dan dia pergi ke barat menuju Colorado untuk mencari emas dengan impian besar untuk menjadi orang yang kaya raya (dia tak pernah mendengar bahwa lebih banyak emas yang telah digali dari pemikiran orang-orang daripada yang telah digali dari bumi). Dia telah bertekad bulat untuk mencari emas dan setiap hari pergi bekerja dengan cangkul dan sekop untuk mencari emas yang dicarinya.
Setelah berminggu-minggu bekerja keras, dia menemukan bijih emas yang berkilauan itu. tetapi, dia memerlukan peralatan untuk mengangkat bijih emas itu ke permukaan. Diam-diam dia menutup tambang emas yang telah ditemukannya dan kembali ke rumahnya di Williamsburg, Maryland. Dia memberi tahu beberapa kerabat dekat dan tetangganya mengenai penemuannya. Setelah berunding, akhirnya mereka segera mengumpulkan uang dan berencana untuk membeli peralatan menambang emas dan mengirim hasil tambang emas mereka ke pabrik. R. U. Darby memutuskan untuk bergabung dengan pamannya, dan mereka kembali untuk menggarap tambang emas itu.
Gerobak pertama bijih emas tersebut berhasil digali dan dikapalkan ke sebuah pabrik peleburan logam. Hasilnya ternyata sangat menggembirakan. Hasil ini membuktikan bahwa mereka memiliki salah satu tambang emas paling kaya di Colorado. Dengan beberapa gerobak lagi mereka akan bisa melunasi utang-utang mereka. Kemudian mereka akan meneguk keuntungan sebesar-besarnya.
Semakin dalam penggalian mereka, semakin tinggi harapan Darby dan sang Paman. Kemudian terjadi sesuatu diluar dugaan mereka semua. Urat bijih emas itu menghilang! Mereka telah sampai di ujung pelangi, dan guci emas tak ada lagi di sana. Mereka terus menggali, dengan putus asa mencoba mencari urat bijih emas itu lagi – tetapi sia-sia. Berhari-hari mereka menggali dan menggali. Tetapi tampaknya memang urat bijih emas itu tidak ada lagi.
Akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti.
Dengan putus asa dan wajah penuh kekecewaan, mereka menjual peralatan mereka ke seorang pedagang loak dengan harga yang sangat murah dan kembali ke kota asal. Kemudian, ketika para penambang emas sudah pergi dan menutup tambangnya, si pedagang loak memanggil seorang insinyur pertambangan untuk memeriksa tambang emas itu dan membuat perhitungan. Hasil pemeriksaan Insinyur itu menyatakan bahwa proyek tersebut gagal karena para pemiliknya tidak terlalu paham dengan ilmu bumi khususnya mengenai urat emas. Perhitungannya menunjukkan bahwa urat biji emas akan ditemukan hanya satu meter dari tempat kedua Darby itu berhenti menggali. Ketika penggalian dilanjutkan… memang disitulah emas yang disangka sudah menghilang itu berada! Si pedagang loak meraih jutaan dolar dari bijih di tambang tersebut karena dia tahu untuk bertanya kepada yang lebih ahli dibidangnya.
Lama setelah perisitiwa itu, Mr. Darby berkali-kali mencari uang untuk menutup kerugian akibat proyek tambang emasnya. Setelah mencoba berkali-kali akhirnya ia menemukan ‘tambang emas baru’ yang merupakan bisnis penjualan asuransi jiwa.
Tanpa pernah melupakan bahwa dia telah kehilangan keuntungan yang sangat besar karena berhenti satu meter dari emas itu, Darby memanfaatkan pengalaman itu dalam bidang baru yang ditekuninya. Dalam hati dia berkata, “Saya pernah berhenti satu meter dari emas, tapi saya takkan pernah berhenti karena ditolak orang-orang ketika saya meminta mereka membeli asuransi.”
Darby menjadi satu dari sekelompok kecil orang yang berhasil menjual asuransi jiwa lebih dari satu juta dolar setiap tahun. Kegigihannya berguru pada pelajaran yang didapatkannya dari bisnis tambang emas.
Sebelum kesuksesan menghampiri kehidupan seseorang, orang itu sudah pasti akan menemui banyak kekalahan sementara, dan, barangkali, kegagalan. Ketika seseorang merasa kalah, yang paling gampang dan paling logis untuk dia lakukan adalah berhenti. Itulah yang akan dilakukan sebagian besar orang.
Lebih dari lima ratus orang paling sukses yang terkenal di negara ini memberi tahu saya kesuksesan terbesar mereka justru datang setelah mereka merasakan kekalahan. Kegagalan adalah seorang penipu dengan ironi dan kelicikan yang kuat. Kegagalan sangat gembira bisa menjegal Anda persis ketika kesuksesan hampir Anda raih.
Referensi: The New Think & Grow Rich, Napoleon Hill
Sumber: QuickStart

Dropshipping, Peluang Bisnis Tanpa Modal Sesuai Syariat Islam


Saya mau jadi pengusaha, tapi untuk buka usaha 'kan butuh modal”, kata Fulan.
Saya yakin, masih banyak di antara kita yang berpendapat demikian. Pada umumnya, alasan yang sering membuat ragu seseorang untuk melangkah menjadi wiraswasta adalah keterbatasan modal atau keterbatasan keterampilan. Ada pula alasan ingin menjadi wiraswasta tetapi status masih menjadi karyawan dan masih berat hati meninggalkan zona nyaman. Di sini, saya akan sedikit menyinggung usaha yang menurut saya hampir tidak memerlukan modal, serta relatif aman dari risiko kerugian. Usaha apa itu?
Dropshipping
Pengertian "dropshipping" adalah penjualan produk yang memungkinkan dropshipper (reseller) menjual barang ke pelanggan dengan bermodalkan foto dari supplier/toko (tanpa harus menyetok barang) dan menjual ke pelanggan dengan harga yang ditentukan oleh dropshipper.
Setelah pelanggan mentransfer uang ke rekening dropshipperdropshipper membayar kepada supplier sesuai dengan harga beli dropshipper (ditambah dengan ongkos kirim ke pelanggan) serta memberikan data-data pelanggan (nama, alamat, no. ponsel) kepada supplier. Barang yang dipesan akan dikirim oleh supplier ke pelanggan/pembeli. Namun, yang menarik, nama pengirim yang tercantum tetaplah nama si dropshipper.
Jadi, intinya ada 3 komponen yang terlibat di sini, yaitu: dropshippersupplier, dan pembeli. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada skema di bawah ini:
Dropshipping bisa dilakukan dengan melakukan penawaran secara offline. Namun, pada umumnya, penawaran dilakukan secara online, dengan memasang katalog produk dari supplier. Jika kita memiliki toko-online, kita hanya perlu memasang foto produk dari supplier ke toko-online kita. Jika kita belum punya toko-online, kita masih bisa memanfaatkan situs jual beli online, semacam cityrons collectionspreimurah.combatik online, gadget unik, kaskus.ustokobagus.comtokopedia.comid.ebay.com, atau situsBursaMuslim.com.
Secara umum, model kerjasama antara dropshipper dengan toko/supplier ada 2 macam.
Pertamasupplier memberikan harga ke dropshipper, kemudian dropshipper dapat menjual barang kepada konsumen dengan harga yang ditetapkannya sendiri, dengan memasukkan keuntungan dropshipper.
Kedua, harga sejak awal sudah ditetapkan oleh supplier, termasuk besaran fee untuk dropshipper bagi setiap barang yang terjual.
Selain mendapat keuntungan dari fee yang diberikan supplier, masih banyak hal lain yang menjadi keuntungandropshipper, di antaranya:
  • Tidak perlu investasi modal yang besar.
  • Tidak membutuhkan kantor dan gudang untuk persediaan.
  • Tidak perlu pendidikan tinggi (minimal bisa ber-SMS/menggunakan internet/mengoperasikan perhitungan matematika penjumlahan).
  • Tidak perlu melakukan packing dan pengantaran produk.
  • Di mana pun Anda berada, Anda masih bisa berjualan.
  • Sangat mudah dijalankan oleh siapa pun.
  • Tidak terikat waktu. Anda dapat menjalankan bisnis ini dengan santai, mau sambil tiduran, sambil jaga anak, sambil sekolah/kuliah/kerja kantoran, atau mengerjakan tugas lainnya.
  • Dan sebagainya.
Tips bagi dropshipper
Menjadi dropshipper--sepintas--memang mudah. Akan tetapi, bagi pemula yang ingin mencoba menjadi dropshipperada beberapa tips.
1. Pilihlah produk yang memang kita minati. Kita memang perlu cepat mengambil peluang, namun tidak semua peluang perlu kita ambil. Akan lebih menyenangkan jika kita memasarkan barang yang memang kita minati dan kita ketahui manfaatnya.
2. Pastikan reputasi supplier. Prinsip kejujuran tetap harus menjadi landasan utama sebagai pengusaha muslim. Jangan sampai, ternyata kita bekerja sama dengan supplier yang tidak jujur atau memberikan produk yang tidak layak.
3. Pahami sebaik-baiknya produk yang akan dipasarkan. Hal ini penting untuk mengantisipasi jika ada masalah pada pembeli terkait produk yang kita beli. Tidak jarang, calon pembeli menanyakan hal-hal detail dari produk sebelum membeli, sehingga kita dapat menjelaskan dengan baik jika kita paham akan produk kita.
4. Akan lebih baik lagi jika kita pun memiliki sampel produk yang kita pasarkan. Dengan begitu, kita bisa memperkirakan permasalahkan yang mungkin timbul. Selain itu, sampel produk bisa kita manfaatkan untuk promosioffline.
Dropshipping bisa menjadi salah satu alternatif bagi yang ingin berwiraswasta tetapi masih belum memiliki modal,skill, atau pun keberanian untuk mengambil banyak risiko. Paling tidak, dengan usaha kecil-kecilan semacamdropship, kita bisa membangun "mental dagang", melatih sikap berhadapan dengan konsumen, belajar menggali ide marketing secara nyata, serta perlahan-lahan membangun visi sebagai pengusaha sehingga memiliki gambaran jika nantinya akan beralih dari karyawan menjadi pengusaha.
Namun, usaha yang kita lakukan harus sesuai syariat jika ingin mendapat berkah. Karena itu, kita tidak boleh melanggar batasan-batasan syariat Islam.
Penulis: Bagas Baskoro, S.T.
--
Catatan Redaksi (oleh Ustadz Ammi Nur Baits):
Terdapat sebuah hadis dari Hakim bin Hizam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَبِعْ مَا لَيْسَ عِنْدَكَ
Janganlah kamu menjual barang yang bukan milikmu.”
(H.R. Abu Daud dan Nasa'i; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Hadis di atas secara tegas melarang kita menjual barang yang tidak kita miliki. Imam Al-Baghawi mengatakan, “Larangan dalam hadis ini adalah larangan menjual barang yang tidak dimiliki penjual.” (Syarh Sunnah, 8:140)
Dari keterangan yang diuraikan Penulis tentang dropshipping, bisa ditegaskan bahwa dropshipping termasuk sistem jual beli yang tercakup dalam larangan hadis di atas, karena dropshipper sama sekali tidak memiliki barang yang ada di supplier. Namun, dalam kondisi yang sama, dia menjual barang milik supplier. Ini artinya, dropshippermenjual barang yang bukan miliknya.
Sebagai alternatif lain, jual beli model dropshipping ini bisa dimodifikasi, sehingga diperbolehkan secara syariat.
Alternatif pertama, harga barang tidak ditetapkan sendiri, tetapi ditetapkan oleh supplier (pemilik barang).Dropshipper hanya menjalankan marketing, dan dia mendapat fee (upah) dari setiap barang yang terjual. Transaksi semacam ini, dalam fikih muamalah, disebut transaksi "ju'alah" (jual jasa). Dropshipper menjual jasa pemasaran, dan dia mendapat upah dari jasa pemasarannya.
Alternatif keduadropshipper menentukan harga barang sendiri, namun setelah mendapat pesanan barang,dropshipper langsung membeli barang dari supplier. Kemudian, baru dikirim ke pembeli. Namun, dalam transaksi ini, ada satu catatan penting, bahwa pembeli yang sudah membeli barang dari dropshipper diberi hak penuh untuk membatalkan akad sebelum barang dikirim. Transaksi semacam ini disebut "bai' al-murabahah lil amir bisy-syira'".
Alternatif ketiga, pembeli mengirimkan uang tunai kepada dropshipper seharga barang yang hendak dia beli, kemudian dropshipper mencarikan barang pesanan pembeli. Kemudian dropshipper membeli barang, dan selanjutnya barang dikirim ke pembeli oleh dropshipper. Dan semua risiko selama pengiriman barang ditanggung oleh dropshipper. Intinya di sini, dropshipper sudah membeli barang tersebut dari supplier. Sistem semacam ini disebut "bai' salam" (jual beli salam).

Memberi Uang Kepada Pengemis


Ketika menjelaskan kandungan QS. Al Baqarah: 177,
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ باِللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ وَالْمَلَئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّنَ وَءَاتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقاَمَ الصَّلَوةَ وَءَاتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَآءِ وَالضَّرَّآءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Ibnu Utsaimin mengatakan, "Ayat ini menunjukkan bahwa memberi uang kepada pengemis adalah amal kebajikan meski sebenaranya pengemis tersebut tidak layak mendapatkan bantuan dikarenakan dia adalah orang kaya.
Jika ada yang bertanya jika memberi uang kepada pengemis adalah termasuk amal kebajikan apa hal ini tidak bertentangan dengan dalil yang mencela keras mengemis dan meminta minta?
Jawabannya dua hal ini tidaklah bertentangan karena sasaran dari dua jenis dalil dalam hal ini berbeda. Dalil yang memuji ditujukan kepada pemberi. Sedangkan dalil yang mencela keras ditujukan kepada pengemis alias pihak yang diberi. Jika sasaran dari dua dalil itu berbeda maka tidak ada pertentangan diantara keduanya.
Andai jika kita jumpai orang yang terkena penyakit ini yaitu penyakit menjadikan mengemis sebagai profesi kita berikan kepadanya uang manakala dia meminta lantas kita nasihati dan kita ingatkan dia dengan dalil yang mencela perbuatan mengemis tentu saja lebih baik karena dengan hal tersebut berarti kita mengumpulkan dua kebaikan yaitu memberi uang kepada pengemis disamping menasihatinya.
Sebagian orang bisa kita pastikan atau minimal kita memiliki sangkaan kuat bahwa dia adalah orang yang berkecukupan, namun dia masih saja mengemis dalam rangka memperkaya diri sendiri. Padahal dalam hadis disebutkan,
 عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ سَأَلَ النَّاسَ أَمْوَالَهُمْ تَكَثُّرًا فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْرًا فَلْيَسْتَقِلَّ أَوْ لِيَسْتَكْثِرْ
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Barang siapa meminta minta harta kepada orang lain dalam rangka memperkaya diri sendiri maka sebenarnya dia meminta untuk diberi bara apa neraka maka hendanya dia memperbanyak bara api yang dia kumpulkan atau mempersedikit" (HR Muslim).
عن عبد اللَّهِ بْنَ عُمَرَ - رضى الله عنه - قَالَ قَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِىَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِى وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ
Dari Abdullah bin Umar, Nabi bersabda, "Tidaklah henti-henti seorang itu meminta minta harta orang lain akibatnya dia akan datang pada hari kiamat nanti sedangkan di wajahnya sama sekali tidak terdapat sekerat daging pun." (HR. Bukhari dan Muslim)
(Tafsir al Qur'an al Karim Surat al Baqarah jilid:2 Hal. 289-290, terbitan Dar Ibnul Jauzi cet. pertama 1423 H).

Advertisements!

Copyright @ 2013 DUNIA ISLAM | ARTIKEL MOTIVASI | ARTIKEL ISLAMI. Designed by Templateism | Love for The Globe Press